Berbeda dengan tim Jepang yang sudah solid, Timnas Indonesia U-19 masih mencari bentuk dan karakter permainan tim. Tim Garuda Nusantara ini baru dibentuk pada bulan Februari dan baru menjalani dua kali pemusatan latihan atau TC dengan durasi waktu hanya sepekan setiap TC-nya. 

Laga melawan Jepang merupakan uji coba pertama bagi timnas Indonesia. Sebelumnya tim polesan pelatih Bima Sakti ini baru mendapat kesempatan uji coba melawan senior mereka timnas U-23.

“Terlepas dari hasilnya, uji coba ini bagus untuk mengukur level kemampuan kita. Tim kita memang masih kalah kelas, namun kita akan terus berbenah dan menjalani proses. Ke depan kita butuh lawan-lawan yang lebih kuat lagi,” kata Bima.

Direktur Teknik PSSI Danurwindo menilai, meski kalah kelas, tim Indonesia masih sanggup memberikan perlawanan. Dikatakan, untuk membentuk tim yang solid memang dibutuhkan proses yang tidak singkat. Danurwindo juga meminta agar Bima Sakti tidak dibanding-bandingkan dengan pelatih timnas U-19 sebelumnya.

“Harus diingat tim Jepang memang sudah memiliki permainan tim yang top level. Mereka sudah memiliki program pengembangan usia muda yang dimulai sejak 20 tahun lalu. Kita sedang berupaya untuk mengejar itu. Jadi, siapa pun pelatihnya yang menangani tim Indonesia saat ini tidak akan bisa menang karena tim ini masih butuh proses,” jelas Danurwindo.

Empat gol Jepang pada laga ini dicetak Miyashiro Taisei (15', 49'), Kota Yamada (48'), dan penalti Ando Mizuki (80'). Skuat asuhan Bima Sakti itu hanya bisa membalas sekali lewat gol Aji Kusuma pada menit-menit akhir laga.

Tim Indonesia masih bisa menunjukkan perlawanan, dari statistic pertandingan, penguasaan bola yang tak terpaut jauh, 55 persen untuk Jepang dan 45 persen untuk Garuda Nusantara.Jumlah operan sukses Indonesia berada di angka 319. Angka tersebut tak jauh beda dari Jepang, yang mencatatkan angka 384.