Rencana ini dikonfirmasi oleh Direktur F1, Ross Brawn. Pembicaraan soal anggaran ini juga sudah dilakukan FIA dan Liberty Media--operator F1--sejak jauh-jauh hari.

Setelah melewati serangkaian pro dan kontra, Brawn memastikan ada pengurangan batasan anggaran untuk musim depan. Nominal awal sebesar 175 juta dolar AS (Rp2,7 triliun) yang ditetapkan sebelum pandemi dianggap terlalu tinggi karena krisis finansial. Otoritas mengupayakan konsensus untuk merevisi anggaran menjadi 145 juta dolar AS (Rp2,1 triliun).

"Batas anggaran menjadi area yang sangat diperhatikan. Kesehatan finansial tim-tim Formula 1, baik tim besar maupun tim kecil, menjadi prioritas dalam situasi sekarang," ujar Brawn dilansir Sky Sports.

"Intinya jelas, kami harus memangkas biaya. Bujet awal adalah 175 juta dolar AS. Kami mengubahnya menjadi 145 juta dolar AS. Diskusi selanjutnya akan membahas strategi menggelar balapan dalam beberapa musim ke depan," jelasnya.

Namun, angka tersebut ditolak mentah-mentah oleh Scuderia Ferrari. Tim pabrikan asal Italia itu bahkan mengancam bakal mundur dari Formula 1 jika budget caps dipangkas hingga 100 juta dolar AS.

Selain berdampak pada keuangan tim kontestan, pandemi COVID-19 mengganggu jalannya F1 2020. Sudah ada 10 seri balapan yang dibatalkan dan dijadwalkan ulang.

Berdasarkan rencana terbaru yang diutarakan Brawn, seri perdana Formula 1 2020 akan berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, pada 5 Juli. Ada pula rencana untuk menggelar dua balapan di sirkuit yang sama.