Dalam sebuah wawancara dengan BBC Sport, yang dipublikasikan 13 Oktober 2020, Arsene Wenger memberi alasan kenapa ia belum pernah kembali masuk ke Stadion Emirates, markas Arsenal, sejak ia kehilangan pekerjaan sebagai manajer The Gunners pada Mei 2018.

Tidak mudah melupakan stadion yang ia rencanakan dan "bangun" dengan design yang sangat membantu tim meraih prestasi. Selama 22 tahun ia memimpin Arsenal, ia membawa perubahan besar dari karakter tim dan pengelolaan klub. Ia menghadirkan 17 gelar juara bagi Arsenal, termasuk 3 mahkota Premier League (1997–98, 2001–02, dan 2003–04).

Di Stadion Emirates, suasana kamar ganti tim tuan rumah dan tim tamu ternyata tidak sama. Hal kecil saja, kamar ganti tim tuan rumah itu kedap suara dan beralaskan karpet. Sehingga pemain nyaman memakai sepatu bola dari lapangan ke kamar ganti dan sebaliknya.

Hal berbeda terjadi di kamar ganti tim tamu. Paham kan? Itulah salah satu racikan Wenger yang disampaikan pengelola stadion saat saya berkesempatan menjadi tamu Emirates Airline di markas Arsenal itu.

Lalu, kenapa Arsene Wenger tidak mau datang menyaksikan Arsenal bertanding di Stadion Emirates? Apakah Wenger memutus hubungan dengan klub yang "mendepaknya" setelah hubungan mesra selama 22 tahun?

"Saya seperti tipe orang yang mengakhiri hubungan dan tidak melakukan kontak komunikasi dengan anaknya walau masih tetap mencintai mereka," begitu kata Wenger memberi perumpaan hubungannya dengan Arsenal.

Wenger memilih untuk menjaga jarak dengan Arsenal, bukan secara emosi melainkan fisik. Ada penegasan Wenger soal sikapnya ini.

"Penting bagi orang untuk tidak melihat saya hidup dalam bayang-bayang. Seolah Anda masih ingin memberikan pengaruh pada klub dengan cara Anda."

Waktu berlalu melewati kita dan ia selalu meninggalkan bayang-bayang. Pertanyaannya, apakah kita berjalan menatap matahari, seperti Wenger, atau berbalik mengejar bayang-bayang masa lalu? @Weshley Hutagalung