Tes pertama dilakukan di sirkuit Paul Richared Perancis. Sirkuit ini memiliki karakter lintasan dengan jalur lurus panjang Mistral (1.8 km) dan desain lintasan khas. Lintasan ini juga tidak umum karena dibangun di plato, dan sangat datar. Panjang lintasan penuh adalah 3.610 mil (5.8 km).

Lintasan ini memberikan 179 kemungkinan lintasan dengan konfigurasi panjang mulai 826 hingga 5,861 meter. Karena itu banyak tim memanfaatkan sirkuit ini untuk uji coba.

Lintasan ini terkenal dengan runoff area bermotif garis biru hitam yang dikenal sebagai zona biru, yang digunakan untuk menggantikan jebakan pasir di sirkuit lain, permukaan jalur ini terdiri dari campuran aspal dan tungsten. 

Kondisi cuaca di Paul Ricard cukup dingin, sehingga kondisi lintasan pun lebih nyaman untuk kinerja ban.

Tes kedua di sirkuit Sakhir Bahrain memiliki tantangan berbeda. Tim harus mengubah setingan mobil mereka untuk menyesuaikan karakter sirkuit Sakhir yang kondisi cuacanya sangat panas dan angin yang kencang.

Sirkuit Sakhir memiliki tikungan yang cukup lebar dengan jumlah 15 tikungan dalam satu putaran. Para pembalap akan langsung disuguhkan lintasan lurus selepas garis start yang dapat memicu andrenalin untuk memperebutkan posisi awal. Karakter lintasan sirkuit sakhir yang abrasif dan temperature lintasan yang panas akan semakin mempercepat degradasi ban. Di sinilah para pembalap dan tim diuji kemampuan serta strategi memanajemen ban.

Dua tes pra musim di Paul Ricard dan Sakhir sedikit membuka gambaran peta persaingan balapan Formula 2. Meski baru sekadar tes, setiap tim dan pebalap tetap berupaya menunjukkan performa terbaik mobil dan hasil tes mereka.

Di Paul Ricard, Tim Carlin bersama pebalapnya Lando Norris menunjukkan hasil tes yang mengesankan. Selain Norris, performa apik juga ditunjukkan pebalap George Russel dari tim ART Grandprix. Mereka mendominasi torehan waktuu tercepat.

Di Sirkuit Bahrain, beberapa tim mulai unjuk gigi. Tim Pertamina Prema Theodore Racing dengan pebalap Nyck De Vries bergantian meraih hasil tercepat dengan pebalap tim Campos Racing Luca Ghiotto untuk meraih waktu tercepat di hari pertama. Hari berikutnya giliran Arjun Maini dari tim Trident dan Maximilian Günther dari tim BWT Arden yang meraih waktu tercepat.

Pebalap Indonesia yang tergabung dalam tim Pertamina Prema Theodore Racing, Sean Gelael, tampil konsisten. Seperti halnya di Sirkuit Paul Ricard, Sean juga membuat usaha yang mengesankan di Sirkuit Sakhir, Bahrain.

Paling tidak Sean membuat puas timnya dari hasil race simulation atau race run yang dia lakukan pada Jumat sore hari. Sean berada dalam posisi sepuluh besar. Hasil yang didapat Sean lebih baik dari De Vries.

Beberapa pebalap dari tim lain juga melakukan race run atau simulasi lomba, namun dengan program yang berbeda. Akan tetapi, jika simulasi dengan kondisi yang sama, Sean terlihat kompetitif. "Senang sekali bisa melakukan simulasi lomba dengan baik. Komunikasi dengan tim juga tidak ada masalah," ujar Sean.

Sean melakukan simulasi lomba dengan menggunakan ban option atau ban soft (lunak). Program yang mesti ia jalankan mestinya 15 lap, namun teknisinya mempersilakan Sean untuk menambah lap dan ia melakukannya dengan tambahan dua lap.

Bahan bakar yang ada di mobil Sean sendiri menurut tim cukup untuk 25 lap, jadi kondisi mobil sangat berat. Sejauh ini, Sean memang masih belum maksimal setiap kali melakukan simulasi kualifikasi dan itu akan terus diusahakannya sekuat tenaga.

Seri perdana balapan F2 musim 2018 akan digelar di sirkuit Sakhir Bahrain pada 7-8 April mendatang. Setiap tim dan pebalap akan mengevaluasi hasil tes pramusim sebelum bertarung pada balapan perdana.