Dipadati sekitar 6.000 penonton, tim asuhan M. Ansori itu tak memberi kesempatan satu set pun kepada Wilda SN Sugandhi dan kawan-kawan. Sehingga dengan mudah saja, Pertamina yang sempat dua kali menempati posisi runner-up pada kompetisi dua tahun berturut-turut, yakni 2016 dan 2017, unggul 3-0.
"Saya tidak menduga kalau anak-anak Bank BJB bermain tidak seperti biasanya," ujar pelatih Pertamina, M. Ansori yang saat mendampingi tim asuhannya dalam keadaan kurang sehat.
Diakuinya, Bank BJB bermain tidak bergairah sejak awal set pertama. "Servis dan blok anak-anak saya cukup baik sejak awal," tambah Ansori yang kembali dipercaya menangani timnas putri menuju Asian Games 2018.
Pelatih Bank BJB, Octavian mengakui kalau tim asuhannya tampil di bawah form. Receive dari para pemain BJB tidak bagus sejak awal. "Saya juga bingung dengan penampilan anak-anak BJB," tukas Octavian.
Tanpa penampilan sempurna Aprilia S. Manganang karena cedera sejak final four putaran pertama di Malang lalu, Bank BJB kurang menggigit. Octavian sendiri mengakui tanpa April anak-anak BJB tidak maksimal. "Seperti kurang percaya diri," sambung Octavia.
Manejer putri Pertamina, Widi Triyoso menyambut gembira kemenangan timnya ini. "Sudah dua tahun kami menantikan gelar ini," kata Widi kepada wartawan usai pertandingan.
Dikatakannya, kemenangan ini bagi para pemain Pertamina akan mendapatkan bonus khusus. "Manejemen telah menyiapkan bonus khusus bagi para pemain," tambah Widi lagi