Meskipun secara peringkat lebih baik, petenis Indonesia seolah tak berdaya ketika melakoni laga pamungkas. Tunggal kedua yang tampil pada partai pembuka, Janice kalah mudah dari Anastasia Bezerov. Peringkat yunior ke-213 dunia ini kalah straight set dari lawan yang bertengger di posisi ke-417 itu dengan skor akhir 2-6 0-6.

“Saya agak capek hari ini, kaki terasa berat melangkah sepanjang pertandingan final tadi,” tutur Janice usai laga berdurasi 55 menit itu.

Ujung tombak Indonesia, Priska Madelyn Nugroho pun tak mampu menghindarkan tim Merah Putih dari kekalahan. Peringkat yunior ke-165 dunia itu kandas di tangan Olivia Maria Gadecki (ITF-241) juga dalam dua set langsung, 4-6 3-6.

Dengan kemenangan dua partai tunggal itu maka partai ketiga yang sedianya memainkan laga ganda pun tak perlu digelar. Indonesia berencana memasang duet Janice/Priska untuk meladeni pasangan Olivia/Annerly Poulos.

Kapten tim Australia, Emma Doyle sebagai dikutip dari cuitan media sosialnya mengakui bahwa dengan materi pemain yang ada, timnya mampu menerapkan strategi komposisi petenis tunggal yang berbeda di setiap laga. Ketika menyingkirkan favorit Jepang 2-1 di semifinal, Olivia Maria Gadecki justru tak tampil di nomor tunggal dan hanya fokus mengambil poin sektor ganda.

“Saya sangat senang dengan daya juang yang ditunjukkan oleh semua pemain dan kami sukses mengantongi gelar juara serta lolos ke babak final dunia,” cuit Emma.

Kedua tim, baik Australia dan Indonesia serta dua semifinalis yakni Jepang dan Hong Kong akan menjadi wakil zona Asia Oseania ke putaran Final Dunia Piala Fed Yunior yang akan berlangsung di Budapest, Hongaria, September 2018.

Keberhasilan ke ajang level dunia dalam kompetisi untuk petenis putri kelompok umur 16 tahun itu bagi Indonesia merupakan yang perdana setelah 2009. Ketika itu putri Indonesia berada di peringkat keempat zona Asia Oseania dan finish di posisi kesembilan dalam final dunia yang berlangsung di Mexico.