Khusus untuk infrastruktur stadion, detail yang harus disediakan oleh klub juga beragam. Bukan cuma menyediakan stadion yang punya tribun penonton, ketersediaan tribun media, permukaan lapangan yang layak, namun ada kewajiban punya lampu stadion dengan ukuran pencahayaan yang sesuai aturan.
Sesuai dengan peraturan, lampu sorot alias floodlight di stadion yang harus dipenuhi oleh klub-klub Gojek Liga 1 2018 berada di ukuran 800 lux. Sekadar informasi, penentuan ukuran lampu stadion 800 lux tersebut, sudah ditekankan sejak era profesional atau sekitar 2008.
“Standar FIFA berada di ukuran 1200 lux. Sedangkan angka 800 merupakan titik tengah selama ini yang sudah mempertimbangkan kondisi stadion-stadion di Indonesia. Pertimbangan angka tersebut karena dianggap sudah memadai untuk menggelar pertandingan malam yang bisa disiarkan langsung oleh televisi,” jelas Tigorshalom Boboy, COO PT LIB. “Pada saat Workshop Club Licensing, hal itu juga telah kami sampaikan kepada klub-klub Liga 1,” tambah Tigor.
Gayung bersambut. Dalam perkembangannya, tidak semua klub mampu menyediakan stadion yang kapasitas ukuran lampunya mencapai 800 lux. Ada beberapa stadion yang kapasitas lampunya berada di bawah ketentuan tersebut.
Menanggapi hal ini, PT LIB mengambil jalan tengah. Konkretnya, bagi klub yang kapasitas lampu stadionnya belum memenuhi persyaratan, diberikan kesempatan untuk melakukan renovasi atau penambahan kapasitas ukuran lampu. Rata-rata toleransi waktu perbaikannya antara dua hingga tiga bulan sejak dilakukan verifikasi awal.
“Semua data hasil verifikasi soal lampu stadion, telah kami sampaikan ke klub dan juga akan kami informasikan ke publik. Ini merupakan salah satu bagian dari transparansi yang akan kami lakukan,” tambah Tigor.
Lantas, bagaimanakah jika sudah melewati tenggat waktu yang sudah ditentukan dan klub belum bisa memenuhi persyaratan kapasitas lampu? Klub masih bisa menggelar pertandingan di stadion yang didaftarkan. Hanya saja, perlakuan itu hanya untuk pertandingan yang digelar pada sore hari.
“Sedangkan jika pertandingan digelar malam hari, klub harus pindah ke stadion lain yang layak untuk menggelar pertandingan malam hari. Itu yang terjadi pada Perseru Serui dan kemungkinan Borneo FC,” beber Tigor.
Patut diketahui, selama bulan Ramadhan lalu, Perseru selalu berkandang di Stadion Gajayana, Malang. Hal itu dikarenakan stadion Marora yang menjadi markas mereka selama ini, tak layak untuk menggelar laga malam hari.
“Jika ada klub lain yang kasusnya seperti Perseru, konsekuensinya harus pindah ke stadion lain jika bermain pada malam hari. Perlu ditekankan, standar floodlight ini sangat menentukan untuk kenyamanan pertandingan malam hari. Pemain akan lebih nyaman dan perangkat pertandingan akan lebih mudah menjalankan tugasnya. Ujungnya ini bagian dari cara untuk menaikkan kualitas kompetisi secara menyeluruh,” tambah Asep Saputra, manajer kompetisi LIB.