Tontowi/Liliyana mengawali pertarungan dengan begitu baik, mereka terus unggul atas Zheng/Huang di game pertama. Pada game kedua, Tontowi/Liliyana hanya butuh tiga angka lagi untuk memenangkan pertandingan saat unggul jauh 18-14, namun Zheng/Huang terus menekan dan balik mengontrol permainan.
Zheng/Huang semakin sulit dikendalikan di game penentuan, sementara performa Tontowi/Liliyana terus menurun. Zheng/Huang akhirnya merebut gelar juara setelah unggul jauh atas Tontowi/Liliyana.
"Ada beberapa kesalahan yang jadi momen buat lawan. Saya dan Owi sudah berjuang, sudah mengeluarkan kemampuan terbaik kami, saya puas dengan penampilan terakhir saya karena bisa mengeluarkan semua kemampuan dan menyusahkan pasangan nomor satu dunia, di usia saya yang tidak muda lagi dan di akhir karier saya," ujar Liliyana dalam konferensi pers usai pertandingan.
"Saya ucapkan terima kasih untuk pendukung Owi/Butet yang luar biasa. Kami mau ngomong aja nggak kedengeran, luar biasa, saya rasa ini yang membuat pasangan Tiongkok jadi grogi di awal," ujar Liliyana.
Tontowi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Liliyana. Di pertandingan terakhir, Liliyana tetap memberikan segenap kemampuannya untuk memenangkan pertandingan.
"Terima kasih kepada cik Butet, sampai pertandingan terkahir pun dia masih memotivasi saya, memberi saya banyak pelajaran. Di saat terakhir dia main saja nggak pantang menyerah, tetap kasih masukan, semangatnya tinggi, ini jadi motivasi buat saya. Setelah nanti nggak berpasangan dengan cik Butet, mudah-mudahan bisa membawa pemain muda dan tetap bsia berprestasi, saya akan menularkan pengalaman saya ini kepada pemain muda," beber Tontowi.
Sebelum partai final dimulai, digelar sesi Liliyana Natsir's farewell event untuk mengapresiasi prestasi yang telah ditorehkan Liliyana setelah 24 tahun mengukir prestasi untuk Indonesia. Dikatakan Liliyana, momen ini menjadi salah satu momen yang tidak akan bisa dilupakan olehnya.
"Pastinya terharu, dari kamar saya jalan, sampai di Istora tarik nafas terus. Saya sudah bertekad jangan sampai meneteskan air mata, ada gengsi juga, karena kan selama ini kelihatannya cool dan tegar ha ha. Tapi karena ini momen terakhir saya dan dirayakan begitu luar biasanya, pastinya tersentuh juga dan lihat penonton, padahal tidak ada pemain indonesia di partai pertama dan kedua, tapi mereka tetap hadir," ungkap Liliyana.
Indonesia meraih satu gelar juara di Daihatsu Indonesia Masters 2019 lewat pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Berikut hasil babak final selengkapnya:
Ganda Putri
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (2/JPN) vs Kim So Yeong/Kong Hee Yong (KOR) 21-19, 21-15
Tunggal Putra
Anders Antonsen (DEN) vs Kento Momota (1/JPN) 21-16, 14-21, 21-16
Ganda Putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1/INA) vs Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (8/INA) 21-17, 21-11
Tunggal Putri
Saina Nehwal (8/IND) vs Carolina Marin (5/ESP) 4-10- mundur
Ganda Campuran
Zheng Siwei/Huang Yaqiong (1/CHN) vs Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (4/INA) 19-21, 21-19, 21-16