Pada tes pertama di Jerez, 26-28 Februari, Sean bukan hanya meraih hasil positif untuk qualy run (simulasi kualifikasi) namun juga race run (simulasi lomba). Secara konsisten Sean mampu menembus 10 Besar dengan selisih waktu kompetitif terhadap pebalap tercepat.

 

Hasil ini jelas memberikan kepercayaan besar bagi Sean, mengingat tes pramusim adalah juga cerminan hasil ketika musim lomba telah bergulir. Pada tahun-tahun sebelumnya Sean senantiasa terlempar dari 10 Besar apakah itu untuk qualy run atau race run. Namun kini dia terlihat jauh lebih baik.

 

Ketika tes berpindah sirkuit walau masih sama-sama di Spanyol, tepatnya di Catalunya, Barcelona, pada 5 hingga 7 Maret, hasil tes menunjukkan pola yang sama. Sean sangat mampu menjaga ritme penampilannya.

 

Karakter sirkuit yang berbeda tak membuat Sean kehilangan sentuhan gaya balapnya. Pada tes di Catalunya tersebut Sean mengulangi pencapaian sama seperti di Jerez, qualy dan race run-nya konsisten ada di 10 Besar.

 

“Ini modal bagus bagi saya. Biasanya saya selalu kesulitan ketika melakukan qualy run pada tes pramusim dan dampaknya terasa begitu musim berjalan. Sekarang saya merasakan sesuatu yang berbeda, di mana mobil terasa sudah menyatu dengan saya sehingga ujung-ujungnya saya mampu membuat lap time yang kompetitif,” ujar Sean.

 

Dengan hasil kualifikasi yang bagus, Sean meyakini dia bakal sering ada di posisi perolehan poin. Bahkan bukan mustahil podium pun dalam bidikannya. Seperti ketika musim lalu dia start dari posisi 12 dan nyaris menang sebelum finis di posisi dua di Monte Carlo, Monako.

 

Selain itu, Sean juga mencatat kemajuan dari hasil simulasi balap (race run). Pebalap berusia 22 tahun itu mampu mencatat rata-rata waktu kompetitif pada dua hari terakhir tes di Barcelona. Bahkan, di sesi hari kedua, Sean menorehkan waktu rata-rata race run terbaik dengan mengungguli beberapa pebalap senior yang menjadi favorit untuk menjuarai Formula 2 musim ini, seperti Nyck De Vries, Luca Ghiotto, dan Sergio Sette Camara.

 

Musim ini adalah tahun keempat Sean tampil secara penuh di ajang Formula 2. Dan di musim 2019 ini pula Sean untuk kali pertama tidak berpindah tim dari musim sebelumnya. Kondisi tersebut akan membuat Sean lebih mengenal karakter tim dan diyakini bakal membuatnya jadi pebalap yang lebih baik. Di tim PREMA Racing Sean ditemani oleh Mick Schumacher, anak juara dunia F1 tujuh kali sekaligus pebalap legendaris Michael Schumacher.

 

Hasil Tes Jerez

(10 Best Time)

  1. Mick Schumacher (PREMA Racing) 1:24.028
  2. Jack Aitken (Campos Racing) 1:24.240
  3. Louis Deletraz (Carlin) 1:24.247
  4. Nicholas Latifi (DAMS) 1:24.294
  5. Nyck de Vries (ART Grand Prix) 1:24.357
  6. Dorian Boccolacci (Campos Racing) 1:24.401
  7. Giuliano Alesi (Trident) 1:24.401
  8. Luca Ghiotto (UNI Virtuosi) 1:24.516
  9. Sean Gelael (PREMA Racing) 1:24.528
  10. Richard Verschoor (MP Motorsport) 1:24.638

 

Hasil Tes Catalunya

(10 Best Time)

  1. Nyck de Vries (ART Grand Prix) 1:27.024
  2. Luca Ghiotto (UNI Virtuosi) 1:27.263
  3. Louis Deletraz (Carlin) 1:27.421
  4. Guanyu Zhou (UNI Virtuosi) 1:27.454
  5. Nobuharu Matsushita (Carlin) 1:27.585
  6. Nikita Mazepin (ART Grand Prix) 1:27.731
  7. Jack Aitken (Campos Racing) 1:27.731
  8. Sergio Sette Camara (DAMS) 1:27.821
  9. Sean Gelael (PREMA Racing) 1:27.959
  10. Ralph Boschung (Trident) 1:27.960