Bagi Sean hasil ini tentu tidak memuaskan dalam upaya comeback-nya setelah sempat absen di beberapa balapan karena cedera punggung. Dari sisi performa, Sean sebenarnya cukup baik. Namun, hasil balapan yang didapat tidak ideal karena masih dihantam beberapa kendala.

Pada Race 2 atau Sprint Race, Sean start dari P13 dan sudah ada di posisi nyaman untuk meraih angka, P8. Insiden yang melibatkan Callum Ilott (UNI Virtuosi Racing) dan Jehan Daruvala (Carlin) membuat lomba dinetralisir dengan Virtual Safety Car (VSC).

Sean dan rekan setimnya di DAMS, Dan Ticktum, yang belum goyahkan di delapam Besar itu tiba-tiba disuruh masuk pit untuk ganti ban. Tim DAMS pastilah beranggapan ban hard bila diganti medium akan menguntungkan.

Nyatanya tidak sama sekali. Justru strategi itu merugikan karena tidak semua pebalap mengambil opsi masuk pit di saat VSC, di mana pada Race 2 pit stop bukanlah sebuah kewajiban.

Selepas pit stop, posisi Sean dan Ticktum melorot jauh. Dan mereka sulit beranjak naik lagi karena kecepatan pebalap di 8 Besar dengan ban hard rata-rata relatif sama dengan mereka yang kemudian pakai medium.

Sekali lagi, peluang emas untuk membawa pulang angka sekaligus menebalkan rasa percaya diri jadi sirna. Sean finis di P14.

"Pit stop tidak berguna karena strategi kami salah. Saya tidak melihat masalah kami terselesaikan," ujar pebalap Team Jagonya Ayam itu.

Pebalap Rusia, Robert Shwartzman (PREMA) memenangi Sprint Race. Dia ditemani rekan senegaranya, Nikita Mazepin (HitechGP), dan Louis Deletraz (Swiss/Charouz Racing) di podium.

Seri terakhir Kejuaraan FIA Formula 2 2020 digelar pekan depan di tempat sama dalam tajuk Sakhir Grand Prix.