Seperti apa kita melepas kepergian Diego Maradona yang kembali menghadap Sang Pencipta pada Rabu, 25 November 2020 dalam usia 60 tahun?
Bagi yang belum pernah menyaksikan Diego Maradona beraksi di puncak kariernya, mungkin kepergian Maradona sama artinya dengan terhanyut dalam berita-berita duka sepak bola dunia.
Tetapi, bila mau melihat rekaman-rekaman pertandingan Maradona, baik di timnas Argentina atau bersama FC Barcelona dan Napoli, melepas kepergian Maradona memang membawa kita kepada pertanyaan: di mana posisi Maradona pada ungkapan di atas?
Ungkapan bombastis legenda sepak bola Inggris, Sir Bobby Robson, bisa mempertegas posisi Maradona. Katanya, "Bahkan, bersama Maradona, Arsenal bisa saja menjadi juara Piala Dunia."
Arsenal, sebuah klub sepak bola di Inggris, menjadi juara Piala Dunia, arena tim nasional terbaik di muka bumi berlaga? Jelas tidak mungkin! Tapi, bersama Maradona seolah semuanya menjadi mungkin. Itulah penggambaran talenta El Diego di dunia sepak bola.
Di masa puncak kariernya, Diego Maradona memang seolah bisa menentukan hasil terbaik untuk timnas Argentina dan Napoli. Tentu sebuah ungkapan yang berlebihan. Tetapi, itulah pengakuan terhadap pesepak bola bertalenta tinggi yang layak disebut legenda.
Bersama Maradona di lapangan, seluruh anggota tim seolah mendapat suntikan kepercayaan diri dan memiliki pusat solusi dalam diri El Diego. Ketika menemui kebuntuan, percayakan saja pada Maradona untuk mencari jalan keluar. Ia akan menciptakan situasi di lapangan bagi kebutuhan timnya. Berapa banyak pesepak bola yang ada pada posisi seperti itu?
"Pahlawan itu datang dan pergi. Tetapi, legenda akan bertahan selamanya." Begitu mantan bintang basket Amerika, Kobe Bryant, pernah berkata semasa hidupnya.
Legenda itu tidak dilahirkan begitu saja, melainkan lewat kumpulan perbuatan yang kerap melampaui akal dan pikiran banyak orang. Selamat jalan, legenda!