Setelah kalah 1-3 di markas Leicester City (sebelumnya di Stadion Anfield kalah 0-1 menjamu Brighton & Hove Albion serta 1-4 dari Manchester City), sosok yang paling mendapatkan sorotan adalah Juergen Klopp.

Ya, manajer yang mengakhiri puasa gelar juara Liga Inggris selama 30 tahun itu seperti duduk di kursi pengadilan. Seolah, kemarau prestasi Liverpool di Premier League yang diakhiri lewat gelar juara musim 2019-2020 tak lagi menyisakan puja dan puji pagi Klopp.

Sudah habiskah serbuk ajaib Juergen Klopp di Liverpool? Apakah tak ada lagi taktik dan strategi permainan Liverpool yang mengejutkan lawan? Tekanan terhadap kepemimpinan Klopp diikuti dengan sejumlah dukungan.

Setelah kekalahan dari Leicester City pada Sabtu (13/4/2021), muncul spanduk-spanduk mendukung keberadaan Klopp di sekitaran Stadion Anfield.

Reaksi Klopp? Sungguh menarik. Ia mengaku berterima kasih atas spanduk dukungan itu, namun menurutnya hal tersebut tak perlu dilakukan. Bagi Klopp, saat ini bukan dia yang butuh dukungan khusus.


Juergen Klopp bersikeras, hal terakhir yang ingin ia lakukan ketika tim sedang terpuruk adalah curhat pribadi ketika sedang melakukan jumpa pers bersama tim.

"Ya, Liverpool sedang mengalami masa berat. Namun, kami selalu menyelesaikan masalah tim sebagai sebuah keluarga, 100 persen begitu!" Sebuah ucapan tegas dari Klopp saat jumpa pers.

Liverpool jelas bukan tanpa masalah ketika hasilnya sangat buruk. Pilar-pilar di pertahanan cedera, dan Klopp memainkan variasi komposisi yang harus diakui belum menemukan ritme dan komunikasi yang pas... termasuk bagi kiper Alisson Becker.

Menang sebagai tim, kalah pun sebagai sebuah tim. Bukan nasihat yang baru, namun kerap dilupakan saat kekejaman olahraga menggerus yang namanya "kepercayaan dan kesabaran".

Tak ada pelatih yang mau melihat tim asuhannya terpuruk berkepanjangan. Begitu pula para pemain, kekalahan adalah sesuatu yang sangat dihindari di laga berikut. Ada tanggung jawab profesional, termasuk menjaga harapan dan kegembiraan yang ada pada seluruh pendukung Liverpool di dunia.

Mengalami kejatuhan adalah sebuah kecelakaan. Bila kita memilih nasib akan selalu jatuh dan terkapar, jelas itu sebuah pilihan. Liverpool bakal berhasil bangkit? Waktu yang akan memberikan jawabannya.